Aspek keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam konsep Green Agriculture merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian. Sayangnya di Indonesia praktik pertanian berkelanjutan masih menjadi bias, seiring dengan pengembangan pertanian yang masih fokus pada produksi dibandingkan dengan keberlanjutannya.
Hal ini ditunjukan dengan 90% pertanian di Indonesia tidak berlanjut secara ekonomi, sebagai imbas dari produktivitas yang rendah, serta dalam pengelolaannya sebagian besar tidak memperhatikan keberlanjutan lingkungan, dengan 30% diantaranya disebabkan oleh penggunaan pestisida yang tinggi (Ruslan Kadir dalam The Jakarta Post, 2023).
Dalam konsep Green Agriculture, upaya peningkatan produktivitas pertanian dilakukan salah satunya melalui peningkatan praktik teknologi pertanian yang mempertimbangkan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan, biodiversitas dan sumber daya alam.
Selaras dengan hal tersebut, kultur jaringan tanaman memberikan inovasi teknologi kloning pada tanaman, yang menjamin bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya, sehingga bisa dimanfaatkan untuk menjaga biodiversitas tanaman lokal melalui penyimpanan dan perbanyakan plasma nutfah atau sumber genetik tanaman dalam lingkungan yang terkontrol, serta menjaga kemurnian varietas unggul sebagai upaya mempertahankan kualitas hasil panen.
Hal tersebut pernah dilakukan oleh PT. DaFa Teknoagro Mandiri dengan memperbanyak tanaman lokal unggulan daerah diantaranya pisang “mulubebe” dari Maluku Utara, nanas “mahkota bogor”, pisang “barangan merah” dari Sumatra Utara, pisang “kepok unti sayang” dari Sulawesi Selatan, pisang “kepok tanjung (tanpa jantung)”, dsb.
Selain itu, melalui teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan dalam lingkungan terkontrol, kultur jaringan tanaman mampu menghasilkan bibit tanaman bebas penyakit dengan sifat seragam, secara massal dalam waktu yang relatif singkat.
Pengendalian patogen pada tanaman, sejatinya sudah bisa dilakukan sejak sebelum masa tanam. Pemanfaatan teknologi kultur jaringan dalam bidang pertanian, menjadi upaya preventif untuk mengurangi penggunaan pestisida, sekaligus menjaga biodiversitas tanaman lokal dan kemurnian varietas unggul.
Oleh sebab itu, pemilihan bibit tanaman perlu mendapat perhatian khusus dalam budidaya pertanian. Petani perlu memperhatikan asal usul bibit yang digunakan, sehingga dapat memastikan bahwa bibit tersebut sehat dan varietasnya terjamin keasliannya, karena bibit tanaman menjadi pondasi awal yang menentukan produktivitas dan kualitas hasil panen.
Sumber:
https://www.thejakartapost.com/paper/2023/01/26/is-our-agriculture-sustainable.html
https://apps.worldagroforestry.org/sea/Publications/files/occasionalpaper/OP0003-15.pdf .
https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/5ba1b2ba-7a17-49ee-b9ab-3ad2af969e1d/content